Selasa, 23 Agustus 2011

Puasa, tidak berpahala

Berapa banyak orang yang menjalani hari-hari puasanya hanya mendapatkan lapar dan haus”
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang menjadikan Ramadhon bulan yang penuh keberkahan, bulan yang sangat Agung dan Alhamdulillah umur kita sampai pada bulan Ramadhon tahun ini dalam keadaan sehat walafiat.

Sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita yang sangat mulya, nabi akhir zaman, yang tiada nabi setelah beliau, yang Allah swt puji akan keagungan Ahklaknya, yaitu Sayidina wa habibina wa maulana Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya sekalian.

Hendaknya kita slalu meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. Dengan taqwa yang sebenarnya, yaitu menjalankan segala perintahnya dan menjaukan larangannya. Dengan segenap kemampuan dan kekuatan.

Pembaca yang dimulyakan Allah SWT.,
Ramadhon Adalah bulan yang Agung, bulan yang penuh keberkahan,
bulan yang mana didalamnya terdapat suatu malam yang lebih mulya dari seribu bulan, yang Allah swt menjadikan puasa dibulan ini sebagai kewajiban dan amalan pada malam harinya ( sholat malam ) sebagai amalan sunah,.
Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah swt di bulan Ramadhon ini dengan pekerti yang baik, maka ia terhitung mengamalkan amalan wajib di bulan selain bulan Ramadhon.
Ini adalah bulan kesabaran, tidak ada balasan bagi kesabaran kecuali masuk surganya Allah swt.
Ramadhon juga bulan pertolongan, bulan dimana Allah swt. Melimpahkan rizki orang mukmin, barang siapa yang memberikan makan pada orang yang berpuasa dengan rizki yang Allah swt telah limpahkan, maka akan mendapatkan pengampunan dosa dan akan terhindar dari api neraka, serta akan mendapatkan pahala puasa tampa mengurangi sedikitpun pahala puasa orang yang diberi makan ketika berbuka.
Allah swt. Melimpahkan Pahala kepada orang yang memberi walau hanya seteguk air susu, atau sebutir kurma, atau seteguk air minum kepada yang berbuka puasa. Barang siapa yang memberi air kepada yang berbuka puasa, Allah SWT akan memberi minum dari telaga-KU kata Rasulallah SAW., ia tidak akan haus di yaumal qiyamah kelak sampai ia masuk kesorganya Allah SWT.
Bulan ramadhon yang awal penuh dengan Rahmat, yang pertengahanya penuh pengampunan, dan pada akhirnya dijauhkan dari siksa api neraka.

Di bulan Ramadhon ini Allah SWT menurun Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan petunjuk-petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil

Sebagaimana Firman Allah SWT. :

" (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ( al Baqorah : 185 ) "

Pembaca yang dirahmati Allah SWT,
Sungguh agungnya bulan Ramadhan ini dan sangat beruntung kita selaku umatnya Syaidina Muhammad SAW, bagaimana tidak bulan Ramadhan ini adalah milik kita , sebagaimana Sabda Rasulallah SAW. :

”Rajab Adalah bulannya Allah SWT. Sya’ban bulan-Ku kata Nabi, dan Ramadhon adalah bulan umat-Ku. ”

namun sayangnya masih ada yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Seperti sabda Rasulallah SAW. :

كم من صا ئم ليس من صيا مه الاّ الجوع والعطس

“ Berapa banyak orang yang menjalani hari-hari puasanya hanya mendapatkan lapar dan haus”

Mengapa sampai terjadi hal demikian?. Karena mereka berpuasa tidak mengerjakan tertib puasa. Berpuasa dengan berniat di malam hari, tidak makan dan minum serta berhubungn dengan istri di siang hari serta menghindari perbuatan yang membatalkan , Sah hukum puasanya puasa dan akan sempurna bila menjalankan tertibnya, dengn menjalan tertibnya maka puasa akan sempurna.
Adapun tertibnya puasa adalah : puasa yang sebagaimana Rasulallah SAW contohkan, beliau selalu mengajarkan kepada umatnya agar melakukan ibadah tidak hanya sampai derajat sah saja, namun meliau mendorong kepada seorang mukmin agar mencapai derajat sempurna dalam beribadah kepada Allah SWT..
Adapun menjaga lisan, mata, telinga, dan anggota tubuh lainya selama berpuasa adalah tertib puasa, jalan menuju derajat sempurna .

Qutbil Irsyat wal bilad Al habib Abdullah Al Haddad, menerangkan tentang lisan ini dalam satu kitabnya, ” Lisan adalah nikmat utama yang dikarunikan Allah SWT kepada umat-NYA, lisan mempunyai kebaikan yang banyak dan manfaat yang besar bagi orang-orang yang memelihara dan menggunakanya untuk kemaslahatan yang karenanya ia diciptakan bagi manusia.”
lalu beliau juga mengingatkan bahwa :
” Lisan adalah anggota tubuh yang penting dan paling berkuasa diantara anggota tubuh yang lain. Lisan juga yang paling kuat untuk menarik tuannya kepada kecelakaan, manakala jika tidak dipelihara dengan baik dan tidak diawasi dari perkara-perkara yang di haramkan Allah SWT.”

Dan sabda Rasulallah SAW.

” Bukanlah manusia itu dicampakan kedalam neraka melalu wajah mereka, atau melalui hidung mereka, melainkan disebabkan bencana lidah mereka ?. ”

Dan sabda yang lainnya :

” Barang siapa beriman kepada Allah swt dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau berdiam diri ”

Bencana lisan yang utama adalah :
Dusta, yaitu menyampaikan berita yang bertentangan dengan kejadian yang sebenarnya.
Berdusta, berdosa besar karena bertentangan dengan keimanan., sebagaimana firman Allah SWT. :

" Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.( 016. An Nahl, 105 )
Marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta[197].

[197] Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda Pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad s.a.w.

Ghibah, yakni menyebut sesuatu yang tidak baik tentang saudaramu yang muslim, yang jika ia mendengar maka niscaya ia marah.
Allah SWT sangat melarang keras Ghibah sebagaimana dalam satu firmanya :

" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (049. Al Hujuraat, 12 )

Namimah (menghasut ), yakni menyampaikan pembicaraan seseorang kepada orang lainya dengan tujuan menciptakan perselisihan dan fitnah.

Dan firman Allah SWT .:

10. dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (068. Al Qalam )

Sabda Rasulallah SAW. :

” tidak akan masuk sorga orang yang gemar mengadu domba ( menghasut ) ”

Dan sabdanya lagi.

” Sejahat-jahat hamba Allah adalah, orang yang menyebar hasutan, yang memecah belah antara kawan yan berkasih sayang. ”

” Puasa adalah tameng, maka bila diantara kamu menjalankan hari-hari puasa, hendaknya ia tidak berkata kotor, tidak berbuat jahat, dan jangan bodoh dari hukum agama. Jika ada orang yang mencerca atau memaki mengajak berkelahi, hendaknya ia mengatakan ’ sesungguhnya aku sedang puasa’ ”

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites